GREEN SCIENCE AND TECHNOLOGY
GREEN SCIENCE AND TECHNOLOGY
adalah ilmu yang sangat berorientasi pada pemeliharaan lingkungan kualitas,
pengurangan bahaya, minimisasi konsumsi tak terbarukan sumber daya, dan
keberlanjutan secara keseluruhan.
TUJUAN
untuk menemukan dan mengembangkan cara cara untuk menyediakan kebutuhan bagi manusia tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan ataupun pengurangan sumber daya alam yang cepat di planet bumi.
6 TUJUAN UTAMA
1.
KEBERLANGSUNGAN
Upaya untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat secara terus menerus di masa depan tanpa merusak atau
menghabiskan sumber daya alam
2.
PENDAUR-ULANGAN SAMPAH
Upaya untuk mengakhiri
siklus barang sekali pakai, dengan menciptakan produk yang sepenuhnya dapat
diperoleh kembali atau digunakan kembali
3.
PENGURANGAN SAMPAH
Upaya untuk mengurangi
sumber limbah dan polusi dengan mengubah pola produksi dan pola konsumsi.
4.
INOVASI
Upaya untuk
mengembangkan alternatif teknologi yang ramah lingkungan guna memenuhi
kebutuhan manusia tanpa merusak lingkungan.
5.
VIABILITAS
upaya untuk menciptakan
suatu pusat kegiatan ekonomi di seluruh bidang teknologi dan produk yang
memberikan keuntungan bagi lingkungan dan menciptakan peluang usaha baru yang
benar-benar melindungi planet bumi dari kerusakan.
6.
EDUKASI
Upaya untuk meningkatkan
pemahaman akan pentingnya penerapan teknologi hijau guna mendukung terciptanya
daya dukung lingkungan yang berkelanjutan.
Prinsip utama pada Konsep Green Technology
meliputi 3 hal yaitu :
1. Kenyamanan Sosial
2. Ekonomis
3. Ramah Lingkungan
PRINSIP GREEN SCIENCE AND TECHNOLOGY
1. Dengan kegiatan mereka
saat ini, manusia akan menghabiskan sumber daya Bumi dan kerusakan lingkungan
Bumi sampai pada kondisi dimana keberadaan manusia di planet ini akan terganggu
secara serius atau bahkan menjadi tidak mungkin.
2. Persamaan di bawah ini
menjelaskan beban, dan degradasi sistem pendukung Bumi; Kedua faktor tersebut
harus ditangani:
Beban = (jumlah orang) ×
(permintaan per orang)
3.
Bahkan dengan risiko
bencana global, teknologi akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia; Oleh
karena itu, teknologi harus dirancang dengan tujuan nol dampak lingkungan dan
keberlanjutan maksimum.
4.
Penting untuk mengenali
anthrosfer sebagai satu dari lima lingkungan dasar lingkungan.
5.
Kunci keberlanjutan adalah
pengembangan sumber energi berlimpah yang digunakan secara efisien yang
memiliki sedikit atau tidak ada dampak lingkungan; sumber seperti itu akan
memerlukan keputusan dan kompromi yang sulit.
6.
Iklim yang kondusif bagi
kehidupan di Bumi harus dijaga.
7.
Kapasitas bumi untuk
produktivitas biologis dan pangan harus dijaga dan ditingkatkan; ini akan
membutuhkan pertimbangan interaksi dari kelima lingkungan lingkungan.
8.
Permintaan bahan harus
dikurangi secara drastis dan bahan harus berasal dari sumber yang
berkelanjutan, dapat didaur ulang, dan bagi mereka yang masuk ke lingkungan,
dapat terdegradasi.
9.
Produksi dan penggunaan
zat beracun, berbahaya, dan persisten harus diminimalkan dan zat semacam itu
tidak boleh dibuang ke lingkungan.
10.
Kesejahteraan manusia
harus diukur dari segi kualitas hidup, bukan hanya perolehan harta benda.
Ekonomi, sistem pemerintahan, kepercayaan, dan gaya hidup pribadi harus
mempertimbangkan lingkungan dan keberlanjutan.
11.
Resiko tidak mengambil
risiko harus diakui.
12. Singkatnya, tujuannya
adalah untuk mencapai keberlanjutan, sebuah konsep di mana siswa dan masyarakat
harus dididik. Meskipun keberlanjutan akan memerlukan perubahan besar dalam
sistem masyarakat, ilmuwan, insinyur, dan, akhirnya, warga yang tercerahkan
harus memimpin; Tidak ada waktu bagi para politisi dan nonscientists untuk
mengambil keputusan.
Ragam atau tipe dalam penerapan konsep Green
Technology di dunia didasarkan pada prinsip-prisip utama pada Greentech .
Konsep Greentech diterapkan untuk membantu manusia dari teknologi yang paling
sederhana hingga teknologi yang paling mutakhir untuk mencapai kehidupan yang
nyaman, ekonomis dan ramah lingkungan. Pada dasarnya konsep Greentech yang diterapkan dalam menciptakan produk adalah untuk
meminimalkan bahan baku, mengefisiensikan proses, dan memaksimalkan output
produk tetapi menghasilkan sampah yang minimal. Hal ini selaras dengan prinsip
yang ada di konsep Greentech.
Penggolongan Greentech dalam berbagai tipe disesuaikan
dengan penerapannya antara lain :
1.
Energi
Menekan angka pencemaran karbon ke udara dengan
mengurangi pengunaan bahan bakar energi yang berasal dari fosil. Kita ketahui
bersama sumber energi fosil memiliki potensi yang terbatas dan menghasilkan
dampak yang tidak baik bagi lingkungan yaitu menghasilkan pencemaran karbon,
hal ini akan berdampak buruk bagi bumi apabila tidak diambil tindakan.
Penerapan konsep Greentech adalah untuk mengefisienkan tingkat penggunaan
energi, mulai dari sistem eksplorasi sumber energi, proses pengkonversian
sumber tersebut menjadi energi hingga terbentuknya energi yang dapat
dimanfaatkan masyarakat. Dengan adanya efisiensi energi diharapkan pencemaran
karbon dapat ditekan.
Solusi lain dari konsep Greentech adalah dengan
mengganti sumber energi dari fosil energi menjadi renewable energy atau energi
terbarukan yang lebih potensial, ramah lingkungan dan dapat diperbaharui
kembali. Renewable energy merupakan konsep utama dalam penerapan Greentech di
bidang energi, beberapa contoh Renewable energy antara lain :
a)
Waste to Energy
b)
Biomass Enegy
c)
Hydro Energy
d)
Wind Energy
e)
Solar Energy
f)
Geothermal
Energy
Contoh Penerapan di Indonesia :
a.
Penggunaan
tenaga air (Hydro power) sebagai sumber energi listrik
b.
Penggunaan
tenaga surya (Solar cell power) sebagai sumber listrik
c.
Pemanfaatan biomassa
menjadi biofuel untuk bahan bakar (limbah tanaman jarak, tebu, ketela, jagung)
d.
Pemanfaatan
biogas dari limbah organik dan kotoran ternak
sebagai pengganti bahan bakar minyak tanah/kayu bakar
e.
Pemanfaatan
biogas sebagai pengerak generator gas untuk pembangkit listrik
2.
Bangunan
Konsep green building atau bangunan ramah lingkungan
didorong menjadi tren dunia bagi pengembangan properti saat ini. Bangunan ramah
lingkungan ini punya kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi
iklim mikro. Poin terbesar dalam konsep ini adalah penghematan air dan energi
serta penggunaan energi terbarukan.
Hal-hal yang menyangkut bangunan ramah lingkungan adalah
membangun hanya yang diperlukan dan tidak menggunakan lebih dari yang
diperlukan, menganut prinsip keterkaitan, serta memandang profesi arsitek
sebagai “pengurus bumi” (steward of the earth). Untuk strategi yang dapat
diterapkan antara lain pemanfaatan material berkelanjutan, efisiensi lahan,
keterkaitan dengan ekologi lokal, keterkaitan antara transit dan tempat
tinggal, rekreasi dan bekerja, serta efisiensi penggunaan air, penanganan
limbah, dan mengedepankan kondisi lokal baik secara fisik maupun secara sosial.
Contoh penerapan konsep design Green Building :
a.
Meminimalkan
penggunaan lampu dengan memanfaatkan cahaya alami
b.
Meminimalkan
penggunaan mesin pendingin ruangan dan air dengan mengefektifkan design
bangunan
c.
Pengelolaan
limbah “closed cycle” untuk gedung tempat tinggal
d.
Menyediakan
ruang terbuka hijau untuk tiap bangunan/gedung yang dibangun
e.
Penggunaan
material bangunan yang ramah lingkungan dan tahan lama
3.
Chemistry
Green Chemistry adalah
suatu falsafah atau konsep yang mendorong desain dari sebuah produk ataupun
proses yang mengurangi ataupun mengeliminir penggunaan dan penghasilan zat-zat
(substansi) berbahaya. Green Chemistry lebih berfokus pada usaha untuk
meminimalisir penghasilan zat-zat berbahaya dan memaksimalkan efisiensi dari
penggunaan zat-zat (substansi) kimia. Sedangkan, Environmental Chemistry lebih
menekankan pada fenomena lingkungan yang telah tercemar oleh substansi-substansi
kimia.
Green Chemistry itu
sendiri memiliki 12 asas, antara lain
1.
Menghindari
penghasilan sampah
2.
Desain bahan
kimia dan produk yang aman
3.
Desain sintesis
kimia yang tak berbahaya
4.
Penggunaan
sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable)
5.
Penggunaan
katalis
6.
Menghindari
bahan kimia yang sifatnya derivatif (chemical derivatives)
7.
Desain sintesis
dengan hasil akhir (produk) yang mengandung proporsi maksimum bahan mentah
8.
Penggunaan
pelarut dan kondisi reaksi yang aman
9.
Peningkatan
efisiensi energi
10.
Desain bahan
kimia dan produk yang dapat terurai
11.
Pencegahan
polusi
12.
Peminimalan
potensi kecelakaan kerja
Contoh penerapan konsep
Green Chemistry :
a)
Vitamin C (asam
askorbat) untuk proses pembuatan polimer
b)
Gula dan minyak
sayur sebagai bahan baku cat
c)
Gula pati dan
selulosa sebagai bahan bakar
d)
Pemakaian enzim
untuk pembuatan bahan dasar kosmetik
e)
Kacang kedelai
sebagai Bahan Pembuatan Toner printer
f)
Kacang kedelai
sebagai bahan baku pembuatan lem perekat
4.
Nanotechnology
Green Nanotechnology merupakan pengembangan dari
clean technology yang merupakan suatu upaya untuk meminimalisasi potensi resiko
kerusakan lingkungan dan manusia yang terkait dengan pembuatan dan penggunaan
produk nanoteknologi serta untuk mendorong penggantian produk yang ada dengan
produk nano baru yang lebih ramah lingkungan.
Tujuan dari Green Nanotechnology ada dua yaitu :
1.
Memproduksi
Nanomaterials dan produk tanpa merugikan lingkungan atau kesehatan manusia, dan
memproduksi nano-produk yang memberikan solusi terhadap masalah lingkungan
hidup.
Contoh :
a)
Membran nano
dapat membantu produk terpisah reaksi kimia yang diinginkan dari bahan limbah.
b)
Katalis
Nanoscale bisa membuat reaksi kimia yang lebih efisien dan lebih boros.
2.
Mengembangkan
produk-produk yang menguntungkan lingkungan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Contoh :
a)
Nanomaterials
atau produk langsung dapat membersihkan situs limbah berbahaya, air desalinasi,
polutan merawat dan memonitor polusi lingkungan.
b)
Nanocomposites
ringan untuk mobil dan alat transportasi lainnya dapat menghemat bahan bakar
dan mengurangi bahan yang digunakan untuk produksi.
Penerapan Green Technology di Indonesia
1. Penggunaan Mikroorganisme Lokal (MOL) untuk Menyuburkan Tanaman
Pertanian
Penerapan teknologi dari masa lalu yang
kini mulai terlupakan, penyubur tanaman memanfaatkan mikroorganisme lokal
menjadi harapan menuju pertanian ramah lingkungan dan mandiri, bebas dari pupuk
dan obat-obatan kimiawi.
Prinsip Kerja :
Penerapannya yaitu dengan membuat
larutan hasil fermentasi berbagai bahan organik yang sarat dengan
mikroorganisme lokal. Larutan fermentasi tersebut dibuat dengan cara
mencampurkan bahan-bahan organik menjadi satu kemudian ditutup rapat sehingga
proses an-aerob terjadi dan mikroorganisme akan berkembang biak. Bahan organik
yang digunakan beragam, mulai dari buah-buahan busuk, sampah organik rumah
tangga, bonggol pisang, tunas bambu (rebung) sampai urine ternak yang
difermentasi dalam air cucian beras dan air kelapa.
Contoh Larutan Mikroorganisme Lokal Penyubur Tanaman dan fungsinya
Jenis MOL
|
Kegunaan
|
Waktu Penggunaan
|
MOL
Buah-buahan
|
Membantu
bulir padi lebih berisi
|
Saat
malai mulai tumbuh, setelah umur padi 60 hari
|
MOL
Daun Cebreng
|
Menungkatkan
pertumbuhan daun
|
Umur
padi 30 hari sesudah tanam
|
MOL
Bonggol Pisang
|
Mempercepat
proses reaksi kompos
|
Umur
padi 10, 20, 30 dan 40 hari sesudah tanam
|
MOL
Sayuran
|
Merangsang
pertumbuhan malai
|
Umur
padi 60 hari sesudah tanam
|
MOL
Tunas Bambu
|
Meningkatkan
pertumbuhan tanaman
|
Umur
padi 15 hari sesudah masa tanam
|
MOL
Sampah Dapur
|
Memperbaiki
kesuburan tanah
|
Disemprotkan
ke tanah saat diolah sebelum ditanami
|
MOL
Keong Mas
|
Menambah
nutrisi tanaman
|
Umur
padi 15 hari setelah tanam
|
MOL : Mikroorganisme Lokal
Sumber : (Kompas Cetak, Jumat 6 Mei 2011) (Maman Suherman, Mubiar
Purwasasmita dan Karya tulis “Pemberdayaan MOL sebagai Upaya Peningkatan
Kemandirian Petani” oleh Ahmad Syaifudin dan Leny Mulyani)
Jenis Mikroorganisme yang ada didalam Larutan MOL : Aspegillus
sp., Bacillus sp., Lactobacillus sp., Azospirillium sp., Azotobacter sp.,
Pseudomonas sp.
Manfaat lain dari penggunaan MOL sebagai pupuk organik :
a.
Meningkatkan hasil pertanian serta meningkatkan nilai hasil panen
karena dikelola dengan pupuk organik yang ramah lingkungan
b.
Lebih murah dalam pembuatannya karena memanfaakan bahan organik
yang sudah tidak digunakan lagi sehingga mengurangi sampah yang dibuang
c.
Mengurani ketergantungan petani terhadap pupuk kimiawi sehingga
petani lebih mandiri dengan penggunaan pupuk organik
d.
Produk hasil pertanian akan lebih aman untuk dikonsumsi karena
menggunakan pupuk organik
e.
Pupuk yang dihasilkan mengandung unsur yang komplek dan mikroba
yang berfungsi menyeimbangkan ekosistem alami tanah
f.
Membentuk rongga-rongga di tanah yang berfungsi sebagai tempat
hidup mikroorganisme, mengalirkan air, dan nutrisi
2.
Penggunaan
Pengawet Alami dalam Mengawetkan Produk Makanan atau Agriculture
Penggunaan
pengawet menggunakan bahan kimia akan sangat membahayakan bagi kesehatan
manusia, apalagi bila digunakan untuk mengawetkan makanan. Salah satu contoh
pengawet kimia adalah formalin/formadehida dan boraks. Formaldehida pada
makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala : sakit
perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, depresi susunan syaraf dan
gangguan peredaran darah.
Mengkonsumsi
boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat buruk, namun sifatnya
terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ hati, otak dan
testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap
melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan
dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat.
Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat
reproduksi pria. Boraks yang dikonsumsi cukup tinggi dapat menyebabkan gejala
pusing, muntah, mencret, kejang perut, kerusakan ginjal, hilang
nafsu makan.
Prinsip Kerja :
Pada
dasarnya penggunaan pengawet alam adalah dengan memanfaatkan dan menggali
potensi bahan pengawet dari alam. Hal ini dilakukan untuk menghindari
penggunaan bahan kimiawi sebagai pengawet makanan atau buah-buahan. Solusi
pemanfaatan pengawet alami harus segera digalakkan apabila tidak ingin
menimbulkan masalah kesehatan. Beberapa bahan pengawet alami yang lebih ramah
lingkungan yang bisa dimanfaatkan :
a.
Penggunaan lidah buaya sebagai pengawet
makanan segar, buah-buahan dan sayuran
b.
Penggunaan tanaman picung (Pangium
edule) atau kluwak sebagai pengawet ikan segar
c.
Penggunaan kulit rajungan yang mengandung
chitosan untuk pengawet industri makanan
d.
Penggunaan tanaman Gambir (Uncariae
Romulus) untuk pengawet industri makanan
e.
Penggunaan asap cair dari pembakaran
serabut kelapa untuk pengawet ikan segar
f. Pemanfaatan
limbah cangkang udang sebagai bahan pengawet kayu
g. Pemanfaatan
eksraktif alam untuk pengawet kayu
Manfaat dari penggunaan pengawet alami :
a. Mengurangi
dampak buruk bagi kesehatan dari penggunaan bahan pengawet kimiawi
b. Memberdayakan
potensi bahan alam dan limbah organik sebagai bahan pengawet alami
c. Membuka
potensi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sebagai pemasok bahan baku
3.
Pembuatan
Plastik Biodegradable yang Ramah Lingkungan
Plastik berbahan polietilen membutuhkan
waktu penguraian yang lama sekali oleh bumi. Hal tersebut akan mengancam
kesuburan tanah, karena dengan adanya plastik dari polietilen mikroba tanah
akan kesulitan mengurai tanah menjadi subur. Penggunaan plastik berulang-ulang
dan pendaur ulangan juga bukan merupakan solusi yang terbaik dalam menekan
angka pengunaaan plastik. Karena plastik daur ulang yang biasanya berwarna
hitam mengandung karsinogen yang dapat membahayakan kesehatan manusia apabila
digunakan sebagai pembungkus makanan. Untuk itu perlu dicarikan solusi dengan
mencari bahan pembuat plastik yang ramah lingkungan yaitu membuat plastik yang
lebih cepat dan mudah terurai.
Plastik yang ramah lingkungan adalah
plastik yang dibuat dari bahan alam yang mudah terbaharukan atau bahan yang
tidak berbahaya dan proses terurainya lebih cepat serta lebih mudah. Penemuan
terbaru plastik ramah lingkungan dapat dibuat dari bahan yang
mengandung poli asam laktat (PLA). Poli asam laktat menjadi kandidat
yang menjanjikan, karena PLA dapat diproduksi dari bahan alam terbarui seperti
pati-patian dan selulosa melalui fermentasi asam laktat. Berbagai bahan
alam yang digunakan untuk membuat plastik ramah lingkungan :
a. Bioplastik
dari PHA (Poly Hydroxy Alkanoat) yang dihasilkan Ralstonia
euthropa
b. Biobag,
plastik yang dihasilkan dari mates bi (kulit jagung)
c. Plastik
ramah lingkungan yang dihasilkan dari limbah minyak kelapa sawit
d. Plastik biodegradable
yang dihasilkan dari pati singkong dan chitosan
e. Plastik
ramah lingkungan berbahan bonggol tanaman pisang
f. Plastik
ramah lingkungan berbahan lidah buaya
Dalam proses pembuatan plastik dari
bahan-bahan diatas biasanya dicampurkan bahan seperti kitosan dan gliserol. Kitosan mengandung
protein untuk memperkuat sifat mekanika atau kekuatan plastik. Gliserol sebagai plasticizer yang
ramah lingkungan untuk memberikan kelenturan atau elastistisitas pada plastik
Manfaat pembuatan plastik biodegradable :
a. Mempercepat
proses penguraian plastik oleh tanah
b. Mengurangi
pembuatan plastik berbahan polietilen
c. Memberdayakan
potensi bahan alam yang ramah lingkungan sebagai bahan pembuat plastik
d. Membuka
potensi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sebagai penyedia bahan baku
proses
4.
Pemanfaatan
Limbah Industri Biomassa sebagai Sumber Energi Alternatif dan Bahan Bermanfaat
Indonesia memiliki potensi besar dalam
industri biomassa yang sampai saat ini masih skala kecil yang
dimanfaatkan. Selain potensi pemanfaatannya, industri biomassa juga
memiliki potensi limbah yang besar yang masih bisa dimanfaatkan menjadi sumber
energi alternatif pengganti BBM dan bahan berguna lainnya. Industri yang
bergerak di bidang biomassa antara lain pertanian, perkebunan, peternakan dan
kehutanan. Beberapa contoh limbah industri biomassa yang dapat dimanfaatkan
kembali :
a. Pemanfaatan
limbah serbuk gergaji sebagai briket bioarang
b. Pemanfaatan
limbah padat dan lindi hitam industri pulp sebagai bahan biobriket
c. Pemanfaatan
limbah padat tebu pada industri gula sebagai briket arang
d. Pemanfaatan
bonggol jagung menjadi tepung sebagai media tumbuh jamur
e. Pemanfaatan
limbah padat tebu sebagai papan partikel
f. Pemanfaatan
serbuk gergaji sebagai media tumbuh jamur
g. Pemanfaatan
sekam padi sebagai bahan baku pada industri kimia dan bahan bangunan
Manfaat dari pemanfaatan limbah industri biomassa :
a. Menerapkan
konsep zero waste dalam pengelolaan industri
b. Menciptakan
sumber energi alternatif pengganti BBM
c. Menciptakan
peluang lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan bagi masyarakat
Komentar
Posting Komentar